Pentingnya UMKM Manfaatkan Kredit dari Bank Digital
Jakarta - Dalam menjalankan usahanya, pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seringkali menemui hambatan dari sisi finansial. Apalagi untuk memulai usaha yang membutuhkan modal yang relatif besar. Adanya fasilitas kredit yang diberikan perbankan, kini sangat membantu pelaku bisnis UMKM untuk memulai ataupun mengembangkan usahanya.
Kredit perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM. UMKM sering dianggap sebagai tulang punggung ekonomi suatu negara, karena memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan.
Dalam konteks ini, kredit perbankan dapat memberikan dorongan finansial yang diperlukan bagi UMKM untuk mengatasi hambatan dan mengambil peluang yang ada. Kredit perbankan akan sangat berpengaruh terhadap akses permodalan dan pengembangan usaha. UMKM seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses modal yang cukup untuk memulai atau mengembangkan bisnis mereka.
Kredit perbankan memberikan solusi bagi UMKM dengan menyediakan dana yang diperlukan untuk pembelian inventaris, peralatan, ekspansi usaha, dan kebutuhan modal kerja lainnya. Dengan demikian, UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan bisnis. Selanjutnya, kredit perbankan juga akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas usaha.
Dengan dana tambahan dari kredit perbankan, UMKM dapat meningkatkan produktivitas mereka dengan mengadopsi teknologi baru, meningkatkan kualitas produk atau layanan, dan meningkatkan proses produksi. Hal ini tidak hanya memberikan keunggulan kompetitif bagi UMKM, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional, yang pada akhirnya dapat menghasilkan peningkatan profitabilitas.
Penciptaan lapangan kerja baru juga dapat timbul dari pemanfaatan kredit perbankan. Kredit perbankan memungkinkan UMKM untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja, membantu mengurangi tingkat pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan memiliki akses ke dana yang cukup, UMKM dapat memperluas operasi mereka dan pada gilirannya menciptakan peluang pekerjaan baru. Jika dilihat lebih mendalam, porsi penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM masih sangat minim. Menurut data dari Bank Indonesia, penyaluran kredit UMKM mencapai Rp1.340,8 triliun atau 19,52% terhadap total keseluruhan kredit pada bulan Oktober 2023.
Angka tersebut hanya naik sedikit dari posisi akhir tahun 2022 yang mencapai Rp1.263,8 triliun atau 19,85 dari total kredit perbankan pada tahun tersebut. Walaupun mengalami pertumbuhan, penyaluran kredit UMKM masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah, yaitu 30% pada tahun 2024 mendatang. Target yang masih cukup jauh inilah yang disasar oleh bank digital dan layanan pendukungnya.
Salah satu bank digital yang sedang membidik segmen UMKM dan ritel adalah bank milik Astra Financial yaitu PT Bank Jasa Jakarta (BJJ). Melalui layanan digital bernama Saqu, BJJ sedang menyiapkan untuk menyasar pelaku bisnis UMKM untuk dapat diberikan fasilitas kredit perbankan.
Bank Saqu menyasar generasi muda, khususnya solopreneur yang mencakup pemulik usaha kecil, pekerja lepas, serta karyawan dengan pekerjaan sampingan. Segmen ini dianggap menarik, karena secara proaktif mencari cara untuk bertumbuh dan berinvestasi lebih banyak.
Bank digital lain yakni Hibank yang dulu bernama PT Bank Mayora juga memiliki fokus yang sama. Sponsor Jakarta Marathon ini juga menyasar segmen UMKM dalam upaya memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan negeri. Pada kuartal I tahun 2023, Hibank telah menyalurkan kredit dengan total Rp4,19 triliun. Sementara total asset Hibank mencapai Rp11,62 triliun pada tiga bulan pertama tahun 2023 ini.
Menurut pengamat perbankan, Arianto Muditomo, setidaknya ada tiga bank digital yang secara terbuka menyatak fokusnya kepada UMKM. Selain Hibank, ada Bank Ina dan Superbank. Menurut Arianto, bank digital memiliki keunggulan dalam hal inovasi. Inovasi yang dimaksud yaitu inovasi dalam hal pemanfaatan data, model bisnis, regulasi, dan teknologi.
Sependapat dengan Arianto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menyatakan, peluang bank-bank digital masih sangat terbuka untuk masuk ke segmen UMKM. Menurut Eko, sebagian besar UMKM belum mendapatkan pendanaan lembaga keuangan formal.
Apalagi, tahun depan akan ada pemilu yang diprediksi akan memberikan angin segar kepada UMKM khususnya di sektor FMCG. Dengan atmosfer yang positif tersebut, pelaku bisnis UMKM sudah seharusnya memanfaatkan fasilitas kredit perbankan yang ditawarkan oleh bank digital.
Meskipun kredit bank konvensional lebih banyak dimanfaatkan saat ini, kredit bank digital juga tidak bisa dilupakan. Dengan ekspansinya saat ini, bank digital diyakini akan memberikan penawaran yang menarik bagi UMKM dalam mengajukan kredit.